Deskripsi Buku
Judul:
Kursi Malas di Depan Jendela
(Kumpulan Monolog)
Ukuran Buku: 14,5 x 21 cm
Jumlah Halaman: x + 108
Penulis:
Tengsoe Tjahjono
Desain Sampul dan Tata Letak:
Fadhilla Inggita
Penerbit:
DELIMA, Surabaya
Tentang buku ini:
Naskah monolog yang berjudul Kursi Malas di Depan Jendela terdiri dari 10 judul monolog, yaitu Sang Cakil di Kios Rokok, Langit Markeso, Tidak Ada Kutukan, Pahlawan di Negeri Para Hantu, Akulah Arok, Pengakuan Dedes, Suatu Hari di Hidup Seorang Hakim, Sebuah Puisi yang Tak Pernah Selesai, Kursi Malas di Depan Jendela, Di Depan Cermin. Keseluruhan naskah monolog ini mengolah tema kritik sosial, mebaca ulang cerita-cerita dan mitologi dari sudut pandang yang lain. Ada ruangan yang terang, ada yang gelap, ada yang lembap, ada yang penuh bayangan. Ada suara ibu yang menunggu anaknya pulang, ada suara seorang pemain Cakil yang masih berjuang mempertahankan tradisi di tengah deru zaman, ada suara lelaki tua yang memandang hidup dari kursi malasnya, ada suara penyair yang hampir menyerah pada puisinya sendiri, ada suara perempuan yang berbicara dengan cermin. Monolog menjadi ruang menghadirkan semua kegelisahan itu. Ia tidak perlu menjerit, tetapi ia bisa mengguncang. Ia tidak perlu memaki, tetapi ia bisa menggores. Ia tidak perlu mengaku sedang mengkritik dunia, tetapi dunia yang sedang retak itu terasa di hampir setiap napas tokohnya. Dalam monolog, kritik sosial justru hadir lewat keintiman: lewat wajah, lewat suara, lewat tubuh yang tidak bisa lari dari kenyataan. Inilah kejujuran seni yang paling mendasar: bahwa setiap bentuk kritik yang paling berhasil pada akhirnya adalah kritik yang kembali pada manusia sebagai pusatnya.

